Bank Indonesia, di hari Jumat (Part 1)

21:41 Faris Budi 0 Comments


Tanpa sadar perjalananku hari ini sampai ke Bank Indonesia, perjuangan untuk menghidupkan gerakan Indonesia Bangun Desa harus terus diupayakan, berbekal link dari rekan, kita berdua datang ke Bank Indonesia, Kebun Sirih Jakarta. Disinilah berkumpul orang-orang terbaik bangsa ini, karena konon sdm terbaik yang tidak ke luar negeri, larinya ke Bank Indonesia. Megah memang bangunan Bank, Perlatan dan penjagaannya pun maksimal karena dokumen-dokumen penting negara, kekayaan, data2 negara Indonesia ada di Bank ini.
Ketika sudah mulai mendekati gedung sudah tampak wajah-wajah cerdas dan profesionalitas pegawainya, apalagi setelah masuk ke ruangan2, meskipun saya sendiri juga tidak tahu bagaimana mereka bekerja.  Kami menemui Bu Enny, di Lantai 21 selaku penghubung untuk bertemu dengan Pak Djoko Pitoyo (Manager, Head of Unit Office of The Governor) kita berbicang mengenai program IBD begitupun sebaliknya Beliau menyampaikan tentang CSR Bank Indonesia.
Masuk dipertemuan yang kedua, kami bertemu Pak Triyatno, membicarakan tentang himpunan pensiunan Bank Indonesia yang akan menggarap kebun buah naga di daerah Purwakarta. Ada yang tertarik silahkan menghubungi saya.
Lepas dari itu, ternyata ada yang sangat menarik kejadian di hari Jumat ini. Karena waktu sudah pukul 11.30, Pas hari Jumat, Alhamdulillah bisa langsung sekalian jumatan di masjid Baitul Ikhsan, Bank Indonesia, yang pada saat itu khatib diisi oleh Pak Tifatul Sembiring (Menkominfo Era SBY jilid II). Khutbah Jumat yang sangat menarik. Ada 4 hal yang Beliau pesankan kepada jamaah:
Pertama, Diawali dengan cerita Khutbah Nabi muhammad tentang adanya hari Berbangkit, bahwa manusia akan dibangkitkan untuk diadili dalam hisab Allah menentukan akan masuk kemana kita setelah zaumul mahsyar, apakah surga atau neraka. Pesan nabi tersebut dibantah oleh seorang Quraisi yang menggali tanah dan mengambil tulang belulang yang sudah rapuh, bahwa ia tidak akan percaya bahwa tulang-tulang ini akan kembali berwujud seperti semula. Akhirnya Nabi menjawab melalui Firman Allah tentang penciptaan manusia, bahwa kita ada di dunia ini bukan dari apa2, nutfah yang dibilang menjijikkan dan akan buru-buru dicuci jika menempel di sarung atau celana kita.
Namun, Allah memiliki Kekuasaan dan Maha Pencipta, urusan membangkitkan manusia itu mudah bagi Allah, bagaimana penciptaan Allah mengenai tatasurya ini sudah tidak ada bisa dijangkau oleh akal manusia, karena perumpamaan seorang ahli ilmu bahwa bumi ini ibarat butir pasir di gurun sahara, apa lagi manusia? Mau sombong seperti apa kita dihadapan Allah, sungguh tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah.
Kedua, Tetapi, manusia diberikan kelebihan oleh Allah, karena manusia merupakan sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah. Manusia diberikan karunia akal yang tidak ada tandingannya oleh Allah, Sekuat-kuatnya Jin, ia tetap tidak bisa membuat pesawat, yang mampu menerbangkan 300 Ton Besi ke Udara. Setaat-taatnya malaikat ia juga tidak bisa membuat besi mengapung di laut membawa ribuan penumpang dalam kapal pesiar. Dan Allah pun berfirman mengenai akan diciptakan manusia untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Karena gunung, malaikat, tidak kuasa menerima tawaran Allah ini.
bersambung..

0 comments: