Bank Indonesia, di hari Jumat (Part 1)
Tanpa sadar perjalananku hari ini sampai ke Bank Indonesia,
perjuangan untuk menghidupkan gerakan Indonesia Bangun Desa harus terus
diupayakan, berbekal link dari rekan, kita berdua datang ke Bank Indonesia,
Kebun Sirih Jakarta. Disinilah berkumpul orang-orang terbaik bangsa ini, karena
konon sdm terbaik yang tidak ke luar negeri, larinya ke Bank Indonesia. Megah memang
bangunan Bank, Perlatan dan penjagaannya pun maksimal karena dokumen-dokumen
penting negara, kekayaan, data2 negara Indonesia ada di Bank ini.
Ketika sudah mulai mendekati gedung sudah tampak wajah-wajah
cerdas dan profesionalitas pegawainya, apalagi setelah masuk ke ruangan2, meskipun
saya sendiri juga tidak tahu bagaimana mereka bekerja. Kami menemui Bu Enny, di Lantai 21 selaku
penghubung untuk bertemu dengan Pak Djoko Pitoyo (Manager, Head of Unit Office
of The Governor) kita berbicang mengenai program IBD begitupun sebaliknya
Beliau menyampaikan tentang CSR Bank Indonesia.
Masuk dipertemuan yang kedua, kami bertemu Pak Triyatno,
membicarakan tentang himpunan pensiunan Bank Indonesia yang akan menggarap
kebun buah naga di daerah Purwakarta. Ada yang tertarik silahkan menghubungi
saya.
Lepas dari itu, ternyata ada yang sangat menarik kejadian di
hari Jumat ini. Karena waktu sudah pukul 11.30, Pas hari Jumat, Alhamdulillah
bisa langsung sekalian jumatan di masjid Baitul Ikhsan, Bank Indonesia, yang
pada saat itu khatib diisi oleh Pak Tifatul Sembiring (Menkominfo Era SBY jilid
II). Khutbah Jumat yang sangat menarik. Ada 4 hal yang Beliau pesankan kepada
jamaah:
Pertama, Diawali dengan cerita Khutbah Nabi
muhammad tentang adanya hari Berbangkit, bahwa manusia akan dibangkitkan untuk
diadili dalam hisab Allah menentukan akan masuk kemana kita setelah zaumul
mahsyar, apakah surga atau neraka. Pesan nabi tersebut dibantah oleh seorang
Quraisi yang menggali tanah dan mengambil tulang belulang yang sudah rapuh,
bahwa ia tidak akan percaya bahwa tulang-tulang ini akan kembali berwujud
seperti semula. Akhirnya Nabi menjawab melalui Firman Allah tentang penciptaan
manusia, bahwa kita ada di dunia ini bukan dari apa2, nutfah yang dibilang
menjijikkan dan akan buru-buru dicuci jika menempel di sarung atau celana kita.
Namun, Allah memiliki Kekuasaan dan Maha Pencipta, urusan
membangkitkan manusia itu mudah bagi Allah, bagaimana penciptaan Allah mengenai
tatasurya ini sudah tidak ada bisa dijangkau oleh akal manusia, karena
perumpamaan seorang ahli ilmu bahwa bumi ini ibarat butir pasir di gurun
sahara, apa lagi manusia? Mau sombong seperti apa kita dihadapan Allah, sungguh
tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah.
Kedua, Tetapi, manusia diberikan kelebihan
oleh Allah, karena manusia merupakan sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah. Manusia
diberikan karunia akal yang tidak ada tandingannya oleh Allah, Sekuat-kuatnya
Jin, ia tetap tidak bisa membuat pesawat, yang mampu menerbangkan 300 Ton Besi
ke Udara. Setaat-taatnya malaikat ia juga tidak bisa membuat besi mengapung di
laut membawa ribuan penumpang dalam kapal pesiar. Dan Allah pun berfirman
mengenai akan diciptakan manusia untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Karena gunung,
malaikat, tidak kuasa menerima tawaran Allah ini.
bersambung..
0 comments: