Memaknai berkebun (Part 1)

19:12 Faris Budi 0 Comments


Sobat petagoritma yang di rahmati Allah,
Sudah lama ni, ane gak buat tulisan. Maklum banyak tugas menumpuk di akhir tahun, mumpung di hari Sabtu, pada sesi kali ini ane akan sharing tentang filosopi berkebun. Ya, berkebun adalah suatu aktiftas yang penuh dengan inspirasi. Apa aja yang bisa ane sharing dalam aktifitas saya berkebun di tengah hiruk pikuk Jakarta, berikut inspirasinya;

Sebelum berkebun, perlu kita persiapkan media tanam yang penuh dengan nutrisi. Nutrisi ini yang nantinya menjadi sumber makanan untuk pertumbuhan tanaman. Sama seperti kehidupan kita, sebelum menajadi manusia dewasa yang siap menghadapi tantangan kedepan. Menjalani karir dan passion dengan penuh komitmen, kita harus tau lingkungan seperti apa yang akan kita pilih. Teman-teman seperti apa yang ada di dekat kita, serta hasrat seperti apa yang kita cari. Semua itu nantinya yang akan membesarkan kita, layaknya tanah yang penuh dengan nutrisi.

Pilih bibit yang unggul, karena bibit yang unggul akan lebih mudah untuk tumbuh dan tahan terhadap gangguan. Bibit diibaratkan adalah diri kita sendiri, untuk menjadi manusia yang unggul. Dari Imam Hasan Al Banna memberikan rambu-rambu dalam muwassafat http://www.jalanjuang.com/muwassafat-tarbiyyah/ dan menurut saya artikel tersebut cukup memberikan pengetahuan bagaiamana kita menjadi bibit yang unggul.

Setelah bibit ternanam, dan tumbuh biasanya kita melakukan perawatan yang salah satunya adalah pemupukan. Begitu pula dengan manusia, meskipun kita sudah memiliki modal pribadi yang unggul, dan hidup dalam lingkungan baik. Namun, jika diri kita tidak senantiasa memberkali dengan ilmu-ilmu baru yang terus berkembang, teknologi yang semakin maju. Semakin lama kita juga akan ketinggalan. Oleh karena itu, belajar, atau menajamkan gergaji dalam istilah seven habits, adalah keniscayaan. wajib hukumnya bagi muslim untuk mencari ilmu. Pupuk juga merupakan lauk pauk dalam makanan. Tanah sudah menyiapkan nasi untuk berkembang tanaman, namun jika makanan pendamping tak tersedia, pertumbuhan tanaman pun akan terganggu. Oleh karena itu, kita pun sudah sangat dibekali dengan ilmu-ilmu dasar seperti bahasa, agama, dan ekonomi. Namun, jika kita tidak menambah ilmu-ilmu lainnya. Pertumbuhan kita juga akan terganggu.

Penanganan hama dan penyakit, apapun jenis tanamannya ketika sudah mulai tumbuh gangguan hama dan penyakit senantiasa mengintai. Ketika tidak ada upaya preventif yang dilakukan bisa jadi tanaman yang mulanya tumbuh dengan baik, akan mati atau rusak. Begitu juga dengan diri kita, semakin bertumbuh dan berkembang, bersinggungan dengan teknologi dan ilmu-ilmu baru, bukan berarti kita bebas dari ancaman. Dimanapun kita berada, ancaman, pengaruh negatif, dan sifat-sifat buruk, akan terus hadir dalam diri kita. Semua ini tidak terlepas dari musuh utama kita yaitu syetan, baik dalam wujud jin maupun dalam wujud manusia. Sifat buruk ini, hingga kita dijemput ajalnya mereka akan terus menggelincirkan kita semua ke arah neraka. Oleh karena itu, selalu bentengi diri kita dari gangguan-gangguan tersebut, bisa dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunah yang dianjurkan seperti puasa, tahajud, baca quran, sedekah, menjaga wudhu, dan masih banyak lagi. Rosulullah SAW sudah mencontohkan, tinggal bagaimana kita mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

0 comments:

Memaknai berkebun (Part 2-Habis)

19:00 Faris Budi 0 Comments

Pengairan, air adalah sumber dari kehidupan. Berkah Allah SWT menciptakan sebagian besar dari Bumi ini adalah air, karena memang nilai manfaatnya yang sangat luar bisa. Lebih dari 70% tubuh kita juga terdiri dari unsur air. Fungsi air sangat vital, pun dalam diri manusia. Nilai-nilai filosofis air juga sudah banyak dibahas dalam blog dan artikel, sudah tidak diragukan lagi air memiliki banyak manfaat. Artikel ini cukup lengkap mengaitkan air dengan filosofi hidup http://www.ulilalbab.com/2012/03/filosofi-air-dari-aji-tirta-jati.html


Dalam kacamata penulis, Air bisa diibaratkan sebagai gabungan dari iman, islam, dan ikhsan. Tanpa ketiga elemen tersebut, kehidupan ini tidak akan berarti apa-apa. Nilai air ini memang tinggi dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, dalam setiap tantangan dan pertumbuhan diri penulis, ketika apapun yang kita lakukan di dunia ini, penulis akan terus merefresh dan mengevaluasi di setiap perjalanannya untuk dikembalikan pada iman, islam, dan ikhsan. Ketiganya menjadi penyejuk, petunjuk, dan penerang jalan kehidupan di dunia ini.

Panen, akhir penantian panjang dalam berkebun adalah pemanenan. Aktifitas ini menimbulkan kelegaan yang penuh dengan rasa syukur. Kerja keras merawat tanaman dan menumbuhkan pepohonan, akhirnya terbayar tuntas dengan hasil panen yang melimpah. Namun, Apakah dengan melakukan 5 hal, yang disebutkan diatas dapat menjamin hasil panen yang melimpah? Tentu saja tidak. Semua tergantung oleh pemberian Allah. Begitu pula dalam kehidupan kita, semua upaya maksimal sudah dilakukan, tindakan maksimal sudah dilaksanakan, perencanaan yang matang, eksekusi dengan penuh perhitungan, perawatan yang optimal semua masih tergantung pada Sang Pemberi Keputusan. 

Sebagai manusia yang tak pernah terhidar dari perbuatan salah dan lupa, manusia wajib untuk terus berdoa, dan berupaya agar pada masa akhir kehidupan kita dapat diberikan kenikmatan yang ditunggu-tunggu yaitu balasan surga dari Allah SWT melalui ridho-Nya. Penulis sendiri yang masih sangat dangkal dapat berbicara tema ini, juga tidak bisa panjang lebar menerangkan dan menjelaskan apa yang sudah dirangkum dalam Firman-Nya di Al-Quran. Peran penulis hanyalah terus menerus berupaya agar kelak Allah memberikan ridho-Nya kepada kita semua menjadi manusia-manusia pilihan-Nya yang mampu bersanding dengan Nabi dan Rosul, menjadi manusia-manusia yang mampu memberikan manfaat dan petunjuk bagi manusia lainnya.

Demikianlah, sharing pada Sabtu sore ini, semoga bermanfaat. Penulis sangat terbuka akan masukan dan kritikan dalam artikel ini, sampaikan langsung dalam komentar atau email ke farisbuditrinugroho@gmail.com

0 comments:

Hati-Hati dalam membeli obat

08:53 Faris Budi 0 Comments

Banyak sekali obat yang beredar luas saat ini ternyata tidak di jamin kehalalannya, selain memang belum ada aturan undang-undang. Tampaknya pemerintah sengaja membiarkan ini terjadi. Bayangkan dengan penduduk islam terbanyak di dunia. Negara ini tidak berdaya membendung obat-obat yang masuk di Indonesia.

Menurut Ustd. Muhaimin Iqbal (Pendiri Gerai Dinar), hanya 0,07 % obat yang beredar di Indonesia memiliki sertifikat halal. Hal ini seharusnya menjadi isu besar di negeri ini. Namun, karena cukup besarnya kue ekonomi dari peredaran obat-obat kimia ini, membuat pemerintah terlena, dan DPR pun belum bisa berbuat banyak sampai tahun ini.

MUI sudah memberikan batasan penggunaan alkohol dalam obat dan makanan yaitu tidak melebihi dari 1 %, oleh karena itu obat-obat yang berkadar alkohol lebih dari itu bisa dipastikan haram. Alkohol banyak digunakan dalam industri obat batuk, yang memang banyak beredar dan batuk juga penyakit yang paling sering terjadi di masyarakat kita. Jadi sebelum anda memutuskan untuk membeli obat. Mohon periksa dulu label nya dan kandungan alkoholnya.
Kita harus tetap waspada terhadap apa-apa yang masuk dalam tubuh kita, semoga hidup kita berkah dan bermanfaat.


Wallahu A’lam bishowab

0 comments: