Youthcare

17:41 Faris Budi 0 Comments

Entah dari mana, perkenalan ku dengan organisasi ini, tetapi organisasi nirlaba (yayasan) ini merupakan organisasi yang memiliki potensi yang kuat dan terbaik selama aku kenal dengan yayasan-yayasan ataupun organisasi lain. Mokhamad Kusnan, ialah salah satu pendiri dan sampai saat ini terus “nguri-uri” keberlanjutan organisasi ini.
Pertemuanku dengan organisasi ini diawali dengan mendaftar menjadi volunteer, kemudian dilanjut dengan bekerjasama, Ya saya yang pada waktu itu ditunjuk sebagai ketua salah satu event peringatan hari lahirnya pancasila 1 Juni, oleh The New You Institute (TNYI) dan Organisasi Semangat Membangun Indonesia Hebat (SMIH) bekerjasama dengan Youthcare, dengan mengundang Mas Kusnan dan mengundang volunteer Youthcare lain untuk mengikuti acara ini. Alhamdulillah, meski dengan kekurangan di sana-sini, seluruh kursi terpakai bahkan sampai menolak2 peserta. Terima kasih Tim yang super dalam menjalan ini, aku sangat terinspirasi dari kerja keras kalian semua. (Izmu, Tria, Nita, Ulya, dan Rizka)
Kembali ke Youthcare, pertemuan pertama dan kesan yang baik berhubungan dengan Mas Kusnan, membuat keterlibatanku berlanjut hingga saat ini. Saya mendaftar Supercamp, sebuah pintu masuk yang sesungguhnya, jika ingin mengetahui lebih banyak dan berkegiatan di Youthcare. Ya, the most valuable training that i ever do, lah. Saya sangat menyarankan bagi anak-anak muda di Indonesia mulai dari SMA hingga Mahasiswa, bahkan pasca sarjana, ikutlah training ini. Biaya nya sangat terjangkau dibandingkan dengan value yang akan kalian dapatkan, bisa mendaftar di www.Youthcareinternational.com . 
Menjadi bagian dari Youthcare merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya, karena disini berkumpul anak-anak muda yang hebat dan penuh dengan integritas. Mereka memiliki cita-cita yang tinggi dan memiliki nilai-nilai yang mulia. Entah terlibat langsung atau tidak, nilai-nilai yang ditanamkan oleh Mas Kusnan mengenai Youthcare ini sudah merasuk dalam setiap volunteer  Youthcare yang sudah menjadi Ranger.
Ranger adalah sebutan volunteer yang sudah mengikuti Supercamp, sampai saat ini sudah 18 kali dilaksanakan. Saya merupakan Alumni Supercamp 17, berkumpul dengan anak-anak muda yang saya sendiri kagum dengan prestasi-prestasi mereka. Youthcare memiliki 12 Value: Compassion, Sincerity, Modesty, Selflessness, Courage, Hardwork, Honesty, Love, Gratitude, Integrity, Patience, Respect merupakan identitas yang harus melekat pada setiap ranger pun volunteer. Dengan motto Spirit, Grow, Inspiring Youthcare perlahan akan menjadi organisasi yang mendunia, diisi oleh ribuan bahkan jutaan anak2 muda hebat di dunia ini.
Youthcare hanyalah sebuah jembatan, karena kejujuran kita untuk menjalankan Komitmen yang sudah menjadi kewajiban ranger adalah yang akan membentuknya. Penulis sendiri masih jauh dari ideal dengan apa yang sudah ditugaskan dalam komitmen youthcare, namun penulis tetap berusaha menjalankan dengan sekuat tenaga agar bisa memenuhi komitmen-komitmen yang ditugaskan.

Orang bijak berkata: 
Kalahkan dirimu! Kalahkan Malasmu! Kalahkan Ragumu! Dan Jadilah versi terbaik dirimu, Demi Sukses dan Bahagiamu! Kalau kamu tidak mau kalahkan sendiri sikapmu yang tidak berguna, cepat atau lambat, orang lain yang akan kalahkan dirimu!!

Seperti pesan dalam film karya Hanung, Sang Pencerah, Mas Kusnan berpesan: “Hidup-hidupilah Youthcare jangan mencari hidup di Youthcare” meskipun Mas Kusnan tetap berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian bagi ranger-ranger yang ada di Youthcare.

I Miss U Youthcare, I love U Youthcare, I believe, I Can finish this game.

0 comments:

Kemerdekaan

05:42 Faris Budi 0 Comments


Hari Kemerdekaan
Indonesia adalah negara yang dianugerahi oleh Allah sebuah negeri yang kaya dan melimpah sumberdaya alamnya. Oleh karena itu, Indonesia menjadi rebutan bagi bangsa-bangsa asing untuk mengeruk keuntungan yang besar. Saat ini, Indonesia juga memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia, juga menjadi pasar rebutan bagi pembuat produk-produk massal di dunia. Lantas, bagaimana kita menyikapinya?
Kemerdekaan adalah jembatan, kemerdekaan bukanlah tujuan. Itulah uztad di masjid At Taufiq, Cimanggu, Bogor sampaikan dalam kajian ba’da subuh. Tema minggu ini adalah tentang Kemerdekaan. Kemerdekaan, sejatinya diisi dengan rasa syukur kepada Allah, atas nikmat yang diberikan oleh bagsa Indonesia.
17 Agustus 1945, bertepatan dengan 17 Ramadhan, bahkan Al Quran juga diturunkan oleh Allah SWT di dunia ini juga pada tanggal 17 Ramadhan. Isi pembukaan undang-undang negara kita juga menunjukkan bahwa pejuang2 jaman dulu adalah para uztad, para santri, dengan menyadari kemerdekaan merupakan berkah dari Allah SWT.
Cara terbaik kita untuk mengisi kemerdekaan adalah dengan mensyukurinya, dengan cara membantu orang lain yang masih belum beruntung, menyantuni anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Bukan dengan acara2 yang menimbulkan maksiat, bahkan cenderung kufur nikmat. Allah berpesan jelas dalam firmannya, bahwa barang siapa syukur akan ditambah nikmat, dan barang siapa kufur maka azab Allah pedih. Mungkin negeri ini kurang bersyukur, sehingga sampai saat ini, negara kita masih belum merdeka secara ekonomi, belum merdeka secara ideologi, dan belum merdeka secara sosial. Tekanan-tekanan asing yang selalu muncul, kerena lemahnya kekuatan bangsa ini dan rapuhnya pondasi-pondasi dasar negara ini.
Alhamdulillah, berkumpul dengan para uztad memang menjadi nikmat yang luar biasa, kita bisa mendapatkan energi islam, kita mendapatkan pancaran energi iman yang luar biasa. Tetapi terkadang saya juga merasa resah karena, nikmat ini banyak dirasakan oleh saudara kita yang sudah kuat secara ekonomi, saya selalu membayangkan saudara kita yang lemah, kenapa mereka juga lemah dalam imannya, lemah dalam pendidikan nya, dan mereka juga memelihara kelemahan itu dengan tidak menyukuri nikmat, dengan tidak beribadah secara baik kepada Allah SWT. Mau sampai kapan mereka akan sperti itu?
Peranan negara memang penting, oleh karena itu sdm2 kunci di negara ini harus diisi oleh umat islam yang shaleh dan shalihah. Umat islam harus mau menjadi kepala RT, Ketua RW, Polisi, Tentara, dan PNS, birokrat, dan pengusaha. Umat-umat terbaik ini harus mau dan mampu merebut kembali bangsa ini agar berjalan pada garis yang lurus. Garis yang memang di ridhoinya.
Pada banyak sesi, ustad juga menyampaikan tentang “Kematian”. Ya, bahwa kematian selalu mengintai kita. Oleh karena itu kita harus bersungguh2 mempersiapkan kematian itu. Pada saat muda, Kita pasti akan bekerja keras, untuk menyiapkan agar di masa tua, kita dapat menikmati hidup enak (harapan). Namun, apakah kita juga menyiapkan dengan sungguh2 bekal kita di akhirat, karena justru yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Setelah kematian, seluruh amal kita akan di hisab, dan hisab inilah yang menentukan bahwa kita akan menikmati masa akhirat dengan penuh nikmat atau akan masuk neraka.
Merupakan fitrah, jika kita selalu memikirkan ini, kerena kematian adalah pasti, dan hal yang paling dekat dengan kehidupan kita, Allah SWT juga berfirman bahwa di tempat manapun, di gedung serapat apapun, kematian pasti akan terjadi di dalam diri kita. Tidak mengenal umur, kekayaan, dan kesehatan. Siapapun pasti meninggal, oleh karena itu pilihannya hanya dua yaitu Hidup Mulia atau Mati syahid.
Semoga Pahlawan-Pahlawan yang memperjuangkan negeri ini, diberikan tempat yang terbaik oleh Allah dan diterima seluruh amalnya ketika di dunia..
Dirgahayu Indonesiaku, Esok pasti Merah putih akan berkibar bangga di hadapan ibu pertiwi.




0 comments:

Untukmu Wanita

09:37 Faris Budi 2 Comments


Hidup sendiri, mandiri, dan kuat, inilah beberapa sifat yang disandang oleh wanita. Entah dari mana asal usulnya, tetapi memang demikian faktanya. Sejak SMA penulis sering bergaul dengan mereka. Tidak tau skill ini dari mana bisa terasah, yang jelas setelah saya melihat track record saya, menunjukkan fakta bahwa, sebagian besar sms dan chat dr HP saya adalah berinteraksi dengan “Miss She”. Bahkan ketika saya melihat timeline di FB yang berisi banyak tag tag an foto dr teman2, saya juga seringkali berada diantara perempuan.  Tapi tenang, penulis tidak kecewek2an kog, bisa ditanyakan langsung deh, ama temen yang kenal ma aku, hehehe piis ^^V
Ya, kedekatan yg sering inilah, membuat saya ingin menulis sedikit cerita tentang perempuan, wanita, ukhti, akhwat, atau banyak orang menyebut makhluk venus. Dari sekian banyak saya berinteraksi dengan mereka, saya mulai berfikir. Kuliah di Jogja, dan merantau di Jakarta membuka mata saya bahwa mereka memiliki peranan yang penting terhadap kemajuan bangsa, busyeet ngeri bos. 
Ya, saya cukup prihatin ketika melihat mereka sangat mudah dipengaruhi oleh laki-laki, mereka sangat rentan untuk dibujuk, mereka akan sangat bahagia jika di puji, dan mereka memiliki kedalaman emosi yang sangat tinggi, tetapi mereka juga memiliki intuisi, naluri, perasaan bahkan telepati terhadap kedatangan oranglain. Ya, tinggal bagaimana mereka dibentuk dan dibangun.
Perilaku mereka akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan, oleh karena itu selalu pilihlah lingkungan yang tepat untuk terus menjaga kehormatanmu, menjaga kemuliaanmu, menjaga perilakumu, dan menjaga tindak tandukmu. Apalagi, sering mendengar info dari kawan2 tentang kondisi dan perilaku di sekitar kampus yang membuat hati miris, atas kejadian dan perilaku-perilaku yang tidak sewajarnya di lakukan oleh kaum terpelajar dan terdidik, bahkan dikampus2 yang berkualitas. Entah bagaimana dengan kondisi dikampus2 lain yang sangat banyak, waullah u a’alam...
Entah, Akunya yang terlalu kepo, atau memang sifat mereka yang mungkin selalu ingin punya tempat bersandar, yang jelas saya tetap berharap mereka harus selalu memiliki teman yang baik untuk tempat berbagi, tempat curhat yang tepat untuk saling menasehati, komunitas yang mengayomi dan mampu mensupport mereka untuk selalu beprestasi.
Landasan iman yang kuat lah, yang akan membentuk pribadi yang tangguh menghadapi tantangan-tantangan di saat ini, meski mereka tetap harus punya waktu untuk istirahat disaat kelelahan mulai menghampiri.
Teruntuk semua makhluk venus yang pernah dan masih mengenal aku. Setelah saya mendapat Pesan dari sahabat, Membuat saya mulai berfikir lagi, untuk membatasi bergaul dengan mereka. Usaha saya cukup mendoakan saja, supaya mereka semua baik-baik di lingkungannya.
Niat saya sebenarnya hanya satu: ketika mereka sudah baik, aku hanya ingin berpesan agar pertahankanlah nilai-nilai yang sudah ada. Tetapi jika mereka kurang baik, pilihlah tempat yang dapat memperbaikimu. Saya sadar betul, bahwa penulis juga memiliki keterbatasan dan merupakan makhluk yang masih memiliki banyak kesalahan. Sudah ada sahabat yang mengingatkan terus agar tidak usah masuk terlalu dalam dan sedikit aja ditanggapi dan saya agar tidak memancing (PHP). hehehe
Teruntuk semua kaum hawa yang mengenalku, percaya dan yakinlah jika kalian baik, Allah pasti memenuhi semua yang sudah tercantum dalam Firman-Nya. Kuasa kita hanyalah terus bertindak dan berusaha untuk terus memperbaiki diri, dan istiqomah pada jalan yang lurus, jalan yang di ridhoi, jalan yang memberikan nikmat, dan Bukan jalan mereka yang sesat..
Aamiin... 


2 comments:

Belajar Al Quran

12:42 Faris Budi 0 Comments


Siang yang terik, membuat saya agak malas untuk keluar ruangan, dalam ruang yang cukup tenang saya teringat akan pesan seorang teman, untuk terus mempelajari Al Quran, karena belajar Al Quran itu, ngaji yang paling baik katanya. Ya, setelah setahun berlalu, saya mencoba flashback akan pesan dari teman saya.
Al Quran untuk dipahami dan dijalankan, Banyak diantara kita yang sudah qatam Quran, 2 kali, 3kali, 4 kali, bahkan sudah tak terhitung. Namun, ketika pertanyaan saya lebih mengerucut lagi, sudah Qatam terjemahan Al Quran? Akan sangat langka saya menemui orang yang menjawab, Ya saya sudah baca qatam terjemahan Quran  3x, 4x, bahkan tak terhitung. Hehehe itulah fakta..
Ada apa di balik fakta itu? Ya Alhamdulillah, penulis sudah menghatamkan terjemahan AL Quran sebanyak 2x, namun masih banyak isi kandungan Al Quran yang masih tidak dipahami, begitulah bahasa Al Quran, untuk mempelajarinya dibutuhkan rangkaian ilmu, nahfu, saraf, tafsir, hadist, dan kitab-kitab lainnya. Bagaimana dengan diri kita, ya hikmah Al Quran dan kandungan Al Quran merupakan petunjuk yang dijaga kemurniannya hingga kiamat kelak. AL quran menjadi pedomah hidup di dunia dan akhirat. Semua yang terjadi di dunia ini, dari Awal kehidupan manusia, hingga akhir sudah tertulis lengkap.
Seorang guru pernah menerangkan bahwa AL Quran itu ada 3, 1. Al Quran yang sering kita baca dan kita pelajari itu (mushaf Utsmani). 2. Seluruh isi dunia ini, isi alam semesta ini adalah Al Quran, dan 3. Kehidupan kita, dari sebelum lahir, hingga saat ini. Semua itu jika kita pelajari, tidak ada yg bertentangan sedikitpun dengan isi kandungan Al Quran. Itulah kuasa Allah.
Sedikit saya ingin berbagi, Imam Syafii pernah berpesan, ikatlah ilmu dengan menulis. Oleh karena itu, dengan pemahaman yang sedikit dan ilmu yang terbatas, berikut akan saya sampaikan pengalaman saya membaca Tafsir Quran Fi Zhilalil-Quran. Saya kurang paham siapa yang menuliskan dan apakah ini menjadi referensi utama, amannya banyak orang bilang baca tafsir ibnu katsir tetapi sampai saat ini belum bisa mendapatkan pdfnya barangkali ada yang punya, bisa email saya di farisbuditrinugroho@gmail.com.
Al Baqaroh diawali dengan pembagian golongan manusia di dunia ini terdiri dari 3, muslimin, musrikin, dan munafiqin. Janji Allah terhadap 3 golongan itu dan kelakuan di setiap golongan. Awal surat ini (1-123) banyak sekali mengisahkan mengenai kaum yahudi yang menjadi musuh kaum muslimin hingga akhir zaman. Dalam surat ini, kelakuan, cara-cara, tipu daya, niatan-niatan, sifat asli, karakter dan watak orang yahudi diterangkan cukup detail. Apa yang ingin dilakukannya karena kebenciaanya mereka, akan rahman Allah yang diberikan oleh seluruh makhluk, dan rahim yang diberikan kepada umat islam serta, kebencian mereka karena nabi yang dijanjikan dan ditunggu2 bukan dari kaum mereka.
Mereka lupa bersyukur, bahwa Allah sudah sebenarnya sudah memberikan nikmat yang banyak bagi mereka, hingga mereka diberikan makanan yang disiapkan khusus oleh Allah “Manna wa Salwa” tetapi kaum yahudi, kaum munafiqin, kaum zionis tetaplah dengan watak dan karakter mereka. Inilah bukti bahwa mereka memang diberikan kelebihan http://prepperchimp.com/2014/07/22/so-you-want-to-boycott-israel-heres-a-list-of-products-and-services-you-need-to-start-with/ Dan itulah yang tetap melekat hingga saat ini, Al Quran bukanlah cerita orang-orang terdahulu, Al Quran merupakan petunjuk dan akan terus relevan dengan kondisi zaman semaju-maju apapun. Semua yang terjadi disekitar kita semua sudah jelas, Cuma cara2nya saja yang berbeda mengikuti perkembangan zaman.
Itulah kaum yang harus benar2 kita waspadai, yang sejatinya seluruh sistem dan sebagian teknologi yang berkembang di dunia ini adalah ciptaan umat yahudi. Bahkan saya mengetik dan mengupload tulisan ini dengan teknologi yang diciptakan oleh umat yahudi. Allah memang memberikan keunggulan bagi kaum yahudi, tetapi ingat itu hanya di dunia.
Kaum Yahudi, ahli kitab ini sebenarnya yang paling dekat dengan agama islam, mereka mengetahui persis isi kandungan Al Quran dan mereka mempelajarinya. Namun, kedengkian dan tertutupnya qalbu mereka yang membuat, mereka merasa angkuh dan tidak mau mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Al Quran diawali dengan peringatan-peringatan akan bahaya dan cara-cara yang dilakukan umat yahudi terhadap Islam, AL Quran pun sudah memberikan rambu-rambu dan mengenalkan kita terhadap orang yahudi yang akan selamanya menjadi musuh umat islam. Tetapi seluruh produk dan teknologi yang di ciptakan saat ini, dan sangat melekat dengan kehidupan kita  tidak lepas juga dari pemikiran orang-orang tersebut. Untuk itu, sikap kitalah yang menentukan, setelah kita mengetahui petunjuk Al Quran. Apa yang ingin kita lakukan?

Waulahu A’lam bi showab...

0 comments:

Cerita anak di waktu petang

08:32 Faris Budi 0 Comments


Suatu hari ketika sore datang, anak-anak memakai baju yang rapi dan semangat untuk mengaji, menuntut ilmu untuk bekal di masa datang. Ya suasana, mengaji tiap sore, tiap malam, pernah saya jalani pada saat saya duduk di bangku SD kelas 1, dan Alhamdulillah ternyata semua yang dilalui benar-benar terasa di ¼ abad umur saya.
Ya, mengaji itu menyenangkan, itulah yang saya rasakan sampai saat ini. Bogor, 9 Agustus 2014 ketika salah satu ustad tidak jadi mengajar karena kesibukannya, anak-anak ingin pulang karena libur, alhamdulillah saya mencoba untuk mengajar, menggantikan pak ustad, meski secara kualitas jauh. Hehehe
Hanya ada 5 orang yang tetap bertahan, putri semua: Agnes (9 tahun), Aira (5 tahun), Aminah (11 tahun), Naila (8 tahun), dan Najmah (10 tahun). Karena umur yang beragam, saya hanya sekedar menanyakan dasar-dasar tentang cita-cita, kebiasaan sehari-hari, sholat, wudhu, dan test membaca quran.
Tentang cita-cita, alhamdulillah beragam, ada yang pengen jadi dokter, guru, bahkan uztadzah. Lanjut ke pertanyaan selanjutnya, tentang bangun pagi. Disinilah saya mulai terkejut, ya meski umurnya masih beragam, tetapi ternyata kebiasaan sholat subuh masih tidak semua dilakukan. Mengukur kembali ingatan, tetapi samar-samar untuk mampu mengingat apakah dulu di umur seperti mereka saya sholat subuh, tetapi yang pasti saya selalu di bangunkan dengan di ciprat pakai air. Ya itulah kebiasaan pagi saya, agar disiplin bangun dan sholat subuh.
Latihan yang selanjutnya, praktik sholat. Dalam praktik ini ternyata semuanya belum hafal untuk niat sholatnya, baik bahasa arab maupun bahasa indonesia. Padahal menurut saya, ada beberpa yang seharusnya sudah siap sholat, dan mereka sudah lelah baru hanya berdiri sebentar. Langsung saya coba untuk membaca juz ‘ama (Surat-surat Pendek di Juz 30). Salah satu anak yang bercita-cita ingin menjadi uztadzah lancar membaca, sementara yang lain ketika surat yang di hafal memang lancar, tetapi ketika berpindah ke surat yang baru belum dihafal ya sama sekali terbata-bata bahkan ada yang tidak bisa membaca.
Ya semoga ini hanya, sampel yang tidak benar. Karena hanya lima orang dan bukan referensi yang baik untuk di publish sebenarnya. Tetapi hal ini patut menjadi perhatian, budaya instan, kurang survival memang harus mulai kita tinggalkan. Dengan sampel kecil ini, ada hal yang perlu diperhatikan. Yaitu segarisnya antara pintarnya mengaji dengan pintarnya di kelas. Ya inilah keberhasilan orang tua mendidik anaknya, dan yang satu menonjol ini, yang bercita-cita sebagai uztadzah bersekolah di tempat yang berbeda pula. Dan kebiasaan orang tualah yang mampu mencerminkan anak-anaknya.
Tulisan kecil ini semoga menjadi pelajaran bagi kita, bagaimana kebiasaan kita saat ini merupakan akumulasi dari kebiasaan kita saat dulu, dan kompetensi, kemampuan, perilaku, serta sikap-sikap kita terhadap fenomena sehari-hari juga merupakan pembelajaran yang akan terus berkembang dan tumbuh seiring dengan umur kita. Anak adalah cerminan dari orang tuanya dan keberhasilan anak tergantung pola pendidikan yang dilakukan sehari-hari.



0 comments:

Mudik 2014

09:12 Faris Budi 0 Comments


Mudik
Mudik, fenomena tahunan yang selalu terjadi di Indonesia. Hari ini akan saya sampaikan bagaimana fenomena ini memang ditunggu2 oleh warga daerah yang tinggal di Ibukota. Selasa, 22 Juli 2014 saya mengikuti program mudik bersama dari jasa raharja, organisasi pelat merah yang menaungi para pengendara baik darat, laut, dan udara. Memilih jalur darat dan bersama-sama dengan banyak orang di level menengah memang selalu banyak cerita dan kenalan. Di salah satu Bus pariwisata yang disewa oleh penyelenggara, jurusan wonosari, saya pulang dari Jakarta ke Yogyakarta. Jalur selatan menjadi pilihan karena adanya informasi jembatan comal yang akan roboh.
Sejenak setelah para penumpang sudah memenuhi bus, saya benar-benar merasakan aura kebersamaan mereka, apalagi di satu bus tersebut terdiri dari orang-orang dengan tujuan yang sama yaitu wonosari, Yogyakarta. Ya, banyak sekali perantau dari daerah tersebut, mereka mengadu nasibnya untuk menjadi penjual bisa warteg, bakso, toko, dan karyawan. Setelah setahun mereka menjemput rezeki di Jakarta, pada akhirnya pulang menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk melihat kondisi di kampung dan berkunjung ke sanak family.
Alhamdulillah, perjalanan lancar berangkat jam 10 Siang dari Jakarta, sampai Jogjakarta pukul 12.00 malam (14 Jam).  Mudik kali ini sebenarnya sudah yang kedua, tetapi pengalaman pertama tak seseru pengalaman saat ini.
Di Yogyakarta
Ya, sepulang di Bantul saya tetap beraktifitas untuk silaturahmi ke teman2, menjenguk ayah teman yang sakit, ke rumah sahabat, sharing dengan tokoh dan belanja. Ya selama di Bantul, saya cukup rutin belanja di pasar Beringharjo untuk dijual kembali di kios ibu saya. Hal yang patut, diperhatikan ketika pulang ke kampung halaman dari merantau adalah tentang kondisi kita di rantauan dan status yang melekat pada diri kita.
Presepsi orang di kampung ketika kita pulang dari merantau adalah membawa uang banyak, bekerja di kantoran, bekerja dengan rapi, bahkan menjadi PNS, ya banyak lah tidak ada satupun yang menanyakan tentang kualitas hidup kita, apakah meningkat atau menurun, keagamaan kita, apakah meningkat atau menurun. Semua pertanyaan memang berkaitan dengan yang dapat dilihat, kog tambah kurus, kog masih sama, kog tambah hitam, kog gak pakai pesawat, kog gak pakai kereta, dll. Ya kita harus berbesar hati. Sampaikan dengan senyum.. karena seringkali kita juga menghakimi orang lain dengan pertanyaan2 serupa, (introspeksi)
Perlu diketahui ya kawan-kawan dan keluargaku, kerena saya mudik bersama-sama orang yang biasa-biasa ternyata, tidak semua orang pulang membawa uang yang banyak, mereka pulang hanya kangen dengan keluarga setelah satu tahun merantau.
Ya sekitar 10 hari di rumah cukup bagi saya untuk sejenak melupakan aktifitas di rantau, bersilaturahmi, dan menyapa sahabat. Lebih-lebih bisa membantu saudara-saudara kita, teman-teman kita untuk membuka pikiran dan pandangan tentang hakikat kehidupan.
Arus Balik
Arus balik kali ini menjadikan momen yang tidak akan terlupakan, perjalan di H-2 masuk aktif harus ditempuh dengan waktu 51 jam. Perjalanan Jogjakarta – Bogor. Wow Banget pokoknya. Ya inilah cara Allah menjawab doa saya. Sebelum Pulang saya pernah ditanya oleh teman, “Ris, macet lho kalo pake bus, pulang di hari itu” aku jawab, “Gak Papa, Kalo belum pernah tau macet, gak bisa rasaen nikmatnya lancar” doa inilah yang di kabulkan tuntas oleh Allah SWT. Ya, kita harus berhati-hati dalam berkata-kata.
Perjalanan macet, Bus mogok dan harus menunggu 9 jam datangnya bus pengganti, merupakan beberapa hal yang harus saya rasakan. Perjalanan mudik kali ini benar-benar menguji keimanan kita. Betapa tidak, subuh tidak berhenti, dhuhur asar tidak berhenti. Itulah yang di lakukan oleh supir bus karya jasa. Dan ketika bus melupakan Allah, Allah kasih Mogok dan Rusak Bus Ini.
Terus apa yang harus saya lakukan, ya dengan kondisi sesempit apapun sholat harus tetap kita laksanakan dan yang saya heran, hanya ada 2 orang yang sholat di dalam bus. Wow inilah keadaan umat islam di negeri ini, saya yakin sebagian besar penumpang Bus Karya Jasa ini adalah umat islam, namun itulah kondisinya. Sholat subuh tidak bisa di jamak (konsekuensi sholat dalam bus) waktu dhuhur asar tidak berhenti (ya harus sholat dalam bus juga)
Ya Penulis juga bukan orang yang baik sekali, penulis juga masih banyak terdapat dosa, namun saya hanya berusaha untuk tidak meninggalkan sholat dan apakah sholat kita diterima atau tidak, itu semuanya dan sepenuhnya hak Allah.
Pelajaran mudik, semoga menjadi evaluasi kedepan jika ingin mudik, dan menjadi bekal agar kita semakin mendapat hikmah di setiap kejadian yang kita lalui. Hidup di dunia hanya sementara, jangan sampai kita mengorbankan kepatuhan kita kepada Allah (utamanya sholat) dalam kondisi apapun.


0 comments: